Tuesday, December 7, 2010

KELEMAHAN DIRI......




JANGAN MEMBURUK-BURUKAN ORANG LAIN UNTUK MENUTUP KESALAHAN DIRI SENDIRI


Mahasuci Allah yang selalu menutupi aib/kelemahan kita setiap saat.
Seandainya Allah berkehendak memperlihatkannya maka hancurlah semua
kemuliaan kita. Kita dimuliakan dan dihargai orang lain bukan karena kita
tergolong hamba yang mulia. Orang lain menghargai kita karena Allah
menampakkan yang baik dan menutupi kelemahan-kelemahan kita.

Kita sebaiknya selalu bersyukur atas karunia ini dan mempertahankannya
sepanjang hidup. Tetapi kebanyakan kita lebih suka menghianatinya.

Latihan penting yang sebaiknya selalu kita lakukan adalah dengan menahan
diri ketika melihat kelemahan orang lain. Menahan diri untuk tidak
berkomentar dan tidak menceritakannya kepada orang lain.

Sebagian dari kita tidak tahan dengan latihan ini. Kita terdorong untuk
mengomentari dan menceritakan aib orang lain. Bahkan ada sebagian orang yang
menjadi puas dengan melakukannya. Terkadang kita merasa menjadi lebih mulia
dengan cerita itu karena merasa diri kita lebih baik. Atau terkadang kita
tertipu dengan menganggap bahwa kita bisa menjadi lebih mulia dengan
menjatuhkan orang lain (na’udzubillah).

Padahal yang terjadi adalah sebaliknya. Ketika aib orang lain kita buka maka
bersamaan dengan itu terbukalah aib-aib kita. Kita terkadang lupa bahwa apa
yang kita katakan kepada orang lain adalah mencerminkan isi diri kita. Jika
kita berkata kebaikan dengan penuh kejujuran, maka itulah diri kita.
Sebaliknya jika membeberkan aib orang lain maka kejelekan jugalah isi diri
kita.

Jika kita menginginkan kemuliaan maka latihan yang perlu kita lakukan adalah
berusaha “menutupi kelemahan orang lain”. Cukup kita saja yang tahu aib itu
dan sebaiknya kita tidak mengubah sikap kepadanya. Islam mengajarkan, jika
kita menutupi kelemahan saudara kita, maka Allah akan menutupi kelemahan
kita.

Ini latihan yang sangat penting dan sangat berat tetapi bukan sesuatu yang
mustahil untuk dicapai. Sikap ridho/penerimaan yang ikhlas atas kelemahan
orang lain adalah satu kemuliaan. Rasulullah SAW yang mulia, dikelilingi
orang para sahabat dengan segala kelebihan dan kelemahannya. Dengan
penerimaan dan pembinaan yang sangat baik maka para sahabat menjadi
orang-orang yang mulia. Mereka mulia di hadapan manusia karena terbukti
menjadi pemimpin-pemimpin yang terpercaya. Mereka juga punya kedudukan di
hadapan Allah karena mereka adalah hamba-hamba yang taat.

Saudaraku,
Jika kita menceritakan aib orang lain maka ada (paling tidak) dua kerugian
yang kita peroleh. Pertama, hubungan kita dengan orang yang kita anggap
punya kelemahan menjadi retak. Kedua, hubungan kita dengan orang yang kita
ajak bicara menjadi kurang baik. Mengapa? Ya, tentu saja orang yang kita
ajak bicara menjadi takut. Mereka akan berpikir, jika suatu saat kita tahu
kelemahan beliau maka kita akan menceritakannya kepada orang lain. Duh …
betapa ruginya orang yang kehilangan saudara!

Wahai saudaraku,
Marilah kita bersama-sama berlatih sekuat tenaga, menahan diri untuk tidak
menceritakan kelemahan orang lain

No comments:

Post a Comment